In Daily life japan life kehidupan di Jepang Personal
Balada fakir wifi
Posted on Selasa, 22 Desember 2015
In Daily life depresi hidup di Jepang Jepang kehidupan di Jepang Nihon nihon seikatsu SAD
When Tiara finally realized that she have a depression symptoms
Posted on Jumat, 18 Desember 2015
Tidak pernah saya duga sebelumnya saya akan seperti ini, tapi ternyata saya mengalami depresi! Selama ini sebetulnya saya sudah merasa ada yang salah dengan diri saya. Tapi saya berusaha menyanggah bahwa saya depresi. Saya terus menerus berusaha menganalisis, seandainya memang saya mengalami depresi, apa penyebabnya?
Saya memang sering sendiri, lebih sering sendirian tepatnya. Tapi apakah saya kesepian? Saya rasa tidak. Kenapa? Karena ada saat-saat saya memang lebih senang sendiri. Selain itu, kondisi memang tidak memungkinkan untuk saya sibuk bersosialisasi. Tinggal di kota seperti ini, saya bahkan tidak memiliki waktu untuk merasa kesepian. Teman? Saya ada teman. Memang hubungannya hanya sebatas teman sekelas. Tapi cukup membuat hari saya cerah ketika bertemu mereka. Hubungan yang dekat? Walau saya saat ini sedang jauh dengan sahabat dan keluarga tercinta, saya tidak terisolasi dari mereka. Saya bisa berkomunikasi dengan mereka kapanpun.
Saya mulai menyadari ada yang salah dengan diri saya ketika saya mulai malas sekolah. Saya mulai malas bekerja. Nilai saya hancur lebur. Saya merasa, ada yang salah dengan diri ini. Saya mulai sering merasakan sakit yang sangat jarang saya rasakan sebelumnya. Saya tidak bisa berkonsentrasi di sekolah. Saya mencari dan terus mencari penyebab depresi saya. Saya tau, saya tidak kesepian. Lalu? Apa masalahnya?
Akhirnya misteri itu terpecahkan juga ketika akhirnya saya mencoba browse tentang makanan apa yang sebaiknya dimakan di musim dingin tapi tidak menyebabkan penumpukan lemak. Saya browse sebetulnya disebabkan janji saya dengan beberapa orang, untuk tampil lebih baik ketika saya kembali ke Indonesia nanti. Untuk punya perut langsing. Tapi kemudian cuaca yang semakin dingin membuat saya lebih sering lapar. Maunya ngemil melulu. Maunya tidur melulu. Saya jadi mulai khawatir karena kalau terus begitu, berat badan pasti akan bertambah.
Lalu, apa jawaban dari hal yang saya alami ini?
Ternyata saya mengalami gejala-gejala Seasonal Affective Disorder (SAD) atau winter blues yang merupakan kelainan yang diakibatkan oleh perubahan musim, terutama pada musim dingin. Penjelasan lebih lanjut mengenai SAD dapat dibaca di sini. Tapi intinya, hal ini secara ilmiah disebabkan oleh berkurangnya produksi hormon serotonin (hormon kebahagiaan). Nah kenapa hormon serotonin berkurang? Karena dibutuhkan sinar matahari untuk memproduksi hormon serotonin di tubuh kita. Lalu kenapa jadi cenderung selalu ingin tidur? Karena secara alami tubuh kita akan tertidur ketika hari sudah gelap. Ketika gelap, hormon melatonin yang bertugas mengatur tidur seseorang akan aktif. Kenapa lapar terus dan maunya makan terus? Karena tubuh perlu memproduksi kalor untuk menghangatkan tubuh sehingga otak mengirimkan sinyal kepada perut untuk meminta bahan bakar.
In Daily life kehidupan di Jepang nihon seikatsu
Ketika IS kembali berulah...
Posted on Rabu, 25 November 2015
Apa yang sedang kau lakukan di pekat malam ini
Kemanakah pikiranmu melayang di sunyi petang ini
Diriku pernah melintas di fikirmu
Ataukah
Sosokku menari-nari di anganmu
Tak seutas kabar kuterima darimu
Seolah waktu tak rela menyampaikan pesanmu
Membiarkanku menyibukkan kedua tanganku
Membiarkanku melangkahkan kedua kakiku
Nampaknya waktu sedang mengajak kita bercanda...
In
Ocehan dini hari Tiara: sosok ideal pasangan, pendidikan, danpernikahan.
Posted on Selasa, 22 September 2015
In kehidupan di Jepang nihon seikatsu speech contest
Test..test...1 2 3..test...
Posted on Jumat, 04 September 2015
In Daily life japan life Jepang nihon seikatsu Seikatsu
Jepang dan rorombeheun
Posted on Selasa, 30 Juni 2015
In Japan japan life Jepang muslimah in Japan Nihon Seikatsu
Menjadi muslimah berhijab di Kota kecil di Jepang itu..
Posted on
Karena keterbatasan kuota bagasi, kemarin saya cuma bawa 2 sepatu. 1 sepatu gunung, 1 sendal gunung, dan boots (dipakai pas pergi). Tas juga cuma bawa 1 day pack dan 1 tas cangklong yang cukup besar. Sebagai perempuan, insting matching-in penampilan kan berjalan secara alamiah. Walhasil saya merasa perlu beli sepatu dan tas feminin. Gini nih perempuan dengan penampilan dualisme seperti saya. Wardrobenya repooot. Hehehe.
Walau saya ke Jepang dengan membawa cukup bekal, tapi kan tetap harus irit. Apalagi sampai saat ini saya belum mendapatkan baito. Jadilah thrift shop sebagai solusinya. Diantar orang tua Rosi, jalanlah kami ke beberapa thrift shop.
Nah, kata siapa di Jepang ga ada toko barang bekas? Ada banget! Malahan barangnya lebih berkualitas! Banyak barang branded dijual dengan harga super duper murah (contohnya sweater zara seharga 250 ¥).
Kami pergi ke 2 toko barang bekas. Kings family dan hard off. Kings family isinya full wardrobe. Sedangkan di hard off juga terdapat piring, mainan, hp, kamera, sampai perkakas elektronik lainnya. Di sini juga banyak shawl dan pasmina. Jadi yang berhijab ga perlu khawatir juga kekuraangan outfit.
Di kings family baju dan sepatunya lebih murah dari hard off. Tapi di hard off pilihannya lebih banyak. Jenis barangnya juga lebih beragam.
Sebenernya saya jadi inget gede bage kalau gini. Tapi di gede bage sih ga terseleksi kan barangnya. Jadi walau jauh lebih murah tapi bener-bener butuh effort buat milih barangnya (dan juga nawar sama pedagangnya). Sebagai cimol-ers sejak jaman kuliah di Bandung dulu, saya ga malu sih belanja dan pake barang bekas. Kalau bisa dapet barang berkualitas, bagus dan murah, kenapa ngga? Hehehe.
Berbeda dengan gede bage di Bandung yang berbentuk lapak-lapak dan bisa tawar menawar harga, kings family dan hard off bentuknya seperti mini market. Mungkin tepatnya seperti babe ya kalau di bandung. Jadi semua barang terdisplay dan ada tag harganya. Kalau di kings family, harga bervariasi. Sedangkan di hard off seperti punya level harga, 500 ¥, 800¥, 1300¥ dst
Cuma sekali datang ke kedua toko itu dengan waktu terbatas rasanya sangat kurang. Saya pengen ke sana lagi untuk liat-liat. Hehehe. Next juga saya pengen ke book off. Book off ini khusus buku second.
Toko-toko barang bekas ini betul-betul jadi solusi bagi ryuugakusei dengan dana terbatas. Jadi kalau ke Jepang ga perlu deh bawa baju banyak-banyak. Cukup bawa 3 lembar aja dulu. Nanti beli di sini selembarnya bisa dapet Rp. 30.000 itupun model dan kualitasnya udah oke.
Greetings from Japan
In arubaito baito baito di jepang Daily life Jepang Seikatsu
Akhirnya menemukan pekerjaan part time alias baito
Posted on Minggu, 03 Mei 2015
Mungkin ada yang penasaran...gimana sih rasanya tinggal di Jepang? Anehnya...saya merasa biasa aja tuh. Sama aja sama pas saya tinggal di Jakarta ataupun di Jatinangor.
Sama-sama tinggal di tempat asing. Sama-sama tinggal di sebuah kamar kost, walau di sini lebih kerenan dikit, namanya apartemen, gitu. Hehehe. Apartemen dengan segala fasilitasnya. Bahkan siklus hidup pun serupa. Sama-sama belanja ke tempat yang sama melulu, ga banyak mengeksplor daerah.
Bedanya... di sini ga bisa bebas jajan, karena makanan halal itu langka. Nah nah...tapi itu yang jadi masalah! Karena ga bisa sembarang jajan, walhasil cemilannya makanan berat! Gimana bisa kurus kalau gitu, coba! Di sini makanan praktis sih banyak. Di mini market bertaburan makanan siap santap. Mulai dari roti, sandwich, onigiri, bento, spagetthi, sampai oden. Tapiiii yang halalnya sedikit sekali.
Bedanya lagi...di sini harus pinter-pinter liat waktu solat. Karena ga ada mesjid, otomatis harus solat di apato. Sejujurnya saya masih belum kebayang deh gimana ngatur solat kalau nanti baito.
Apakah yang akan terjadi ketika seorang perempuan tropis bertemu musim semi? Judul ini ga terlalu heboh-heboh amat ya. Coba kalau sekalian ketemu musim salju gitu...mungkin lebih cetar. Hehehe.
Jangan salah loh, walau udah masuk musim semi, di sini suhu masih sekitar 6 derajat celcius sampai 13 derajat. Belum lagi, selama hampir 2 minggu saya di sini...hampir tiap hari hujan dan angin besar. Saya baru ketemu sinar matahari kira-kira 3 hari deh. Itupun...mataharinya kw 1 *ups* alias terang doang tapi gak pake panas.
Jadi...apa yang terjadi dengan diri saya? Alhamdulillah saya ga sakit. Eh pernah kambuh maag nya sekali sih (saya kalau kambuh maag pake mual dan muntah-muntah), saya pikir masuk angin, eh kok masih aja mual, setelah minum promag (bukan iklan) langsung reda mualnya. Halah. Oke, kita lanjutkan ceritanya ya. Syukurnya saya ga masuk angin ataupun hipotermi. Tapi di minggu kedua...kulit wajah mengelupas, dan kepala seperti muncul ketombe (tapi saya rasa lebih ke kulit kepalanya sih). Dari orang yang udah lama di sini saya tau kalau itu terjadi karena kulitnya kaget, dari panas ke dingin. Tapi kok baru seminggu kemudian ya...entahlah.
Walhasil saya jadi lebih sering peeling, maskeran dan pakai pelembab. Padahal dulu di Bandung ga sebulan sekali kalo peeling. Alias seingetnya aja. Kulit wajah sih jadi mendingan. Tapi urusan kepala nih yang belum terpecahkan. Tapi syukurnya saya pakai kerudung, jadi ga mengganggu penampilan. Hehehe.
Greetings from Japan
Ini adalah hal unik lainnya yang saya temukan di Jepang. Di sini berkirim kartu pos merupakan hal yang sangat umum. Ga kayak waktu saya di Bandung, nemu kartu pos di sini...ya gampang. Malah di toko buku ada yang jual album kartu pos juga.
Kotak pos bisa ditemukan di banyak tempat. Oh iya...di sini kita juga harus mendaftarkan alamat kita ke kantor pos. Caranya tinggal isi data di kartu yang tersedia, terus masukin deh ke kotak pos. Kalau pindah alamat, kita juga harus 'laporan' lagi, biar surat kita diantar ke alamat baru. Betul-betul rapi ya administrasi negara ini. Huhuhuuu kapan ya pos Indonesia bisa seperti ini.
Ini hari ke-10 menjejakkan kaki di negeri sakura ini. Di hari ke-3 badan masih jet leg. Makan ga teratur. Belum berani jalan-jalan sendiri karena jalan ke apato aja belum hafal. Hehehe. Belum lagi hujan melulu. Dingiiiiin. Gimana ga dingin..suhunya bisa sampe 6 derajat celsius. Tapi sejak hari ke-4 udah mulai berani jalan sendiri.
Ah jadi oot deh. Ok, sedikit cerita yang mau saya bagikan saat ini adalah...hal yang sepertinya harus dibiasakan di sini oleh orang Indonesia:
1. Cebok pake tissue. Ini rasanya betul-betul sesuatu. Karena sebagai orang Indonesia rasanya ga bisa ga ketemu air tuh.
2. Hemat. Jepang ini keliatan banget sangat sangat hemat energi. Kenapa? Karena kalau ga dihemat, bayarnya mahal. Hehehe. Di sini ga ada deh istilahnya kembalian disumbangkan. Kembalian 1 yen pun akan dikembalikan.
3. Self service. Di supermarket kita ga akan dikasi kresek, kecuali kalau kita minta (di beberapa tempat malah plastiknya harus bayar 5 yen selembar). Kita juga harus bungkus daging dengan plastik sendiri. Pertama kali belanja agak bingung juga. Tapi untungnya belanja pas rame, jadi tinggal ngikutin aja. Hehehe.
4. Minum air keran. Tapi konon katanya ada juga orang-orang yang ga kuat minum air keran. Gusinya jadi berdarah. Btw, kebetulan di apato saya rent udah termasuk air dan gas. Jadi kalau mau air panas tinggal puter keran, beres. Ga perlu mendidihkan air dulu lagi.
5. Nyebrang di penyebrangan jalan pas lampu hijau atau nyebrang di jembatan penyebrangan.
6. Makanan yang cenderung hambar. Selain itu sebagai muslim, agak susah juga kalau mau makan di luar. Cari cemilan susah. Keju aja ga bisa sembarang makan, kecuali parmesan.
7. Perbedaan harga. Sekedar saran...kalau belanja, tutup mata aja deh. Jangan segala di-kurskan ke rupiah. Nanti pusing sendiri. Tapi walau begitu, ada juga loh barang-barang yang justru lebih murah di sini daripada di Indonesia.
8. Buang sampah di tempatnya, dan memilah sampah serta hari pembuangan sampah. Syukurnya sih apato saya punya gedung sendiri. Jadi aman mau buang kapan aja juga. Hehehe.
9. Pake lipbalm, moisturizer dan hand body! Pasti bingung kan...kenapa kok dimasukin ke hal yang harus disesuaikan. Lip balm, pemembab dan hand body kan biasa, Tiara. Itu mungkin yang kalian pikirkan. Ini jadi ga biasa soalnya...yang harus pake itu...ga cuma perempuan! Tapi laki-laki juga. Saat ini udah masuk musim semi. Tapi buat orang tropis, rasanya masih sangat dingin, apalagi untuk orang daerah panas macam Jakarta. Karena biasa di tempat panas, kulitpun langsung kering ring ring. Cucian aja kalah kering deh. Akhirnya cowo-cowo Indonesia di sini terpaksa menyingkirkan ego kelelakian mereka saat harus mengoles lipbalm ke bibir mereka dan mengoles pelembab ke wajah mereka. Hahaha.
10. Pakai sepatu khusus dalam ruangan. Di sini, sepatu/sendal yang dipakai di luar rumah tidak dipakai di dalam ruangan. Jadi kalau masuk, ya ganti sepatu.
11. Lebih menghargai uang. Di sini uang kertas cling cling kayak baru dari bank. Mereka melipat paling sekali doang. Ga sampai berlipat-lipat seperti di Indonesia. Selain itu, di sini lebih banyak pake uang koin. Mereka juga betul-betul menghargai uang.
Greetings from Japan
In dolarasia golden money changer money changer
Mengenai money changer
Posted on Senin, 30 Maret 2015
Langkah terakhir yang dilakukan dalam rangka persiapan keberangkatan...apalagi kalau bukan menukar uang. Golden money changer terkenal memiliki rate paling murah di Bandung. Jadi saya memutuskan untuk menukar uang di situ.
Setelah membaca blog orang-orang, saya cukup tau prosedurnya. Ketika datang...kita diberi nomor oleh satpam. Sebelumnya satpam menanyakan dahulu, jumlah yang akan ditukar di atas 5 juta rupiah atau kurang. Kemudian satpam memberikan nomer antrian seperti di bank.
Setelah duduk manis, nomor antrianpun dipanggil. Sayang sejuta sayang...ternyata yen nya kosong! Ouch. That's hurt.
Setelah 3x menyambangi GMC, ternyata yen masih kosong juga! Walhasil saya memutuskan untuk menukar di dolarasia money changer. Saya menukar sebagian kecil dulu aja. Daripada ga ada sama sekali kan.
Berbeda dengan GMC, dolarasia memiliki tempat lebih kecil. Rate agak lebih tinggi dari GMC. Tapi tempatnya nyaman sekali. Tersedia free drink...milo, nescafe, kopi, teh. Tersedia juga fasilitas wifi. Selain itu..dolarasia juga menyediakan layanan antar jemput untuk transaksi di atas 5 juta rupiah dan juga menerima kartu debit dan seluruh outletnya buka 24 jam.
Saat saya menukar yen di dolarasia...rate di GMC adalah 110,85 sedangkan dolarasia 112. Oh iya, dolarasia ternyata memiliki rate week day - week end. Week end sedikit lebih mahal. Tapi untuk segala kepraktisannya, dolarasia reccomended loh. GMC hanya buka senin-sabtu dan cuma sampai setengah 5 (kecuali sabtu sampai jam 1 siang). Uangnyapun harus diserahkan cash.
Ketika mepet hari H, saya menyambangi kembali GMC, dan thank God kali ini yen nya available! Di Bandung ini GMC merupakan money changer dengan rate yang sejauh ini paling rendah. Tapi yah karena paling rendah...siap-siap aja antri, bahkan rebutan ataupun jadi waiting list.
Oh iya, ketika di bandara saya melihat money changer juga. Saat itu rate yen 110 kalau saya tidak salah ingat dan money changer tersebut menjual seharga 117.
Yah...segitu sedikit review dari saya soal money changer. Mudah-mudahan bisa membantu yaaa.
Greetings from Japan
In Random
Di mana kaki ini pernah menjejakkan langkahnya? Sebuah ajakan untuk mengingat kembali
Posted on Minggu, 29 Maret 2015
" Hedonic Treadmill "
Kajian-kajian dalam ilmu financial psychology menemukan jawabannya, yang kemudian dikenal dengan nama “hedonic treadmill”.
Tapi mengapa gaji guru Umar BakriFamiliar dengan petikan kalimat di atas? Kalimat di atas dipetik dari lagu milik Iwan Fals yang berjudul Umar Bakri Lagu itu menceritakan tentang sulitnya menjadi guru dan kecilnya gaji yang diterima. Pernahkah kalian memperhatikan dengan seksama profesi yang satu ini?
Seperti dikebiri
Oke, oke, kalau kalian belum pernah memperhatikan, biarkan saya sedikit mengulas sebuah profesi yang bernama "guru" ini.
Penampilan
Kalau berbicara penampilan, maka sebetulnya penampilan seorang dengan profesi guru sangatlah khas. Saya bisa mengenali penampilan seorang guru ketika berpapasan di jalan umum.
Seorang guru wanita hampir selalu menggunakan setelan pakaian yang senada atau bahkan dari jenis bahan dan warna yang sama. Umumnya polos dengan variasi model dan corak yang minimalis. Atasan pakaian hampir bisa dipastikan menutup bagian bokong dan cukup longgar. Masih belum yakin orang itu guru? Perhatikan sepatunya! Seorang guru tidak mungkin menggunakan sepatu high heels lancip, apalagi stilleto atau pump shoes. Sepatunya pasti hak karet yang nyaman untuk kegiatan dengan mobilitas yang tinggi. Jika bertemu di sore hari, hampir bisa dipastikan wajahnya sudah berminyak, rambutnyapun tidak rapi. Sangatlah jarang dapat menemukan seorang yang berprofesi guru yang masih rapi di sore hari.
Mengenali seorang guru pria memang tidak semudah guru wanita. Tapi secara umum, memiliki penampilan yang hampir serupa. Kemeja longgar, seringkali tidak dimasukkan ke dalam celana. Kemeja pun meski bisa saja menggunakan jenis slim fit, tapi masih saja terlalu kebesaran dibandingkan ukuran tubuhnya. Celana yang digunakan berbahan kain dan longgar. Dan ketika menggunakan atasan formal sekalipun, jarang sekali menggunakan dasi. Rambut? Jangan terlalu berharap menemukan seorang guru dengan tatanan rambut modis lengkap dengan gel.
Tanggung jawab
Tahukah anda...profesi seorang guru tidak hanya bertanggung jawab untuk mengajarkan materi, memberi peer, memberi ujian, lalu memberi nilai.
Seorang guru harus menyiapkan skenario pembelajaran selama setahun ke depan di setiap awal tahun. Skenario pembelajaran mencakup materi yang akan diajarkan, metode pengajaran, metode penilaian. Semuanya untuk setiap pertemuan selama 1 tahun ke depan, lengkap dengan alokasi waktu. Tidak hanya itu...masih sangat banyak tanggung jawab administrasi seorang guru. Setiap guru harus memiliki catatan nilai murid. Belum lagi kewajiban-kewajiban administrasi yang berhubungan dengan kepegawaian.
Selain mengajar, seorang guru pula dituntut untuk mendidik seorang anak manusia. Oke, inilah bagian terberat dari menjadi seorang guru. Dia harus jeli melihat kemampuan seorang siswa, juga harus dapat menjadi seorang motivator, juga sebagai pembimbing.
Bayaran
Setiap dari kalian, pembaca pasti setidaknya sering mendengar atau bahkan mengalami sendiri, memiliki seorang guru yang jarang masuk, dan hanya memberi tugas. Atau ada juga guru yang mencari "uang tambahan" dengan jalan menjual LKS pada siswa. Dan saya yakin kalian pasti kesal dengan guru yang seperti itu.
Pertanyaan saya, tahukah anda berapa gaji seorang guru?
Saya paling benci bila ada orang yang berbicara "Ya jadi guru yang bener aja dulu...ngajar aja yang bener...jangan pengen gaji gede tapi ngajar bolos-bolos" atau "Guru kok matre...ngajar jangan nuntut gaji besar...kalo ngajarnya bener nanti juga ngaji ngikutin"
Sekali lagi saya tanya. Tahukah anda berapa gaji seorang guru?
Baiklah, kita mulai dengan 2 pembagian besar. Swasta dan negri. Seorang guru swasta, hampir sama dengan bayaran seorang dosen. Perjam dia dibayar antara 30-50 ribu rupiah sesuai dengan kebijakan sekolah yang berhubungan dengan bonafiditas sekolah tersebut. Dengan demikian, maka semakin banyak dia mengajar, semakin besar bayarannya. Tapi...memangnya dalam seminggu pelajaran yang sama mau ada berapa jam, sih? Lagipula di satu sekolah satu mata pelajaran kan tidak hanya memiliki seorang guru saja.
Lalu sekarang kita masuk ke guru negri. Guru di sekolah negri terbagi 2 pula. PNS dan honorer. Secara umum, gaji seorang pns sangat bergantung pada golongannya. Lalu bagaimana dengan si honorer? Mari saya terangkan bagaimana nasib bayaran guru honor ini. Sama dengan guru swasta, guru honor dibayar antara 30-50 ribu rupiah perjamnya. Bedanya... jika dalam seminggu dia mengajar 10 jam, dan perjam dia dibayar 50 ribu. Maka... 50x10 = 500 ribu. Dan 500 ribu lah gaji yang ia terima dalam sebulan! Tidak dikalikan 4.
Silahkan anda bayangkan seorang guru yang harus mengajar sebanyak 10 jam dalam seminggu dan hanya dibayar 500 ribu perbulan. Karena itu tidaklah aneh bila terdapat istilah "guru terbang" di sekolah-sekolah. Yang dimaksud dengan guru terbang ini adalah guru yang mengajar sekaligus di beberapa tempat. Demi apa lagi kalau bukan demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Saya ingin bertanya...maukah anda bekerja 10 jam perminggu, memikul tanggung jawab yang besar dan dibayar hanya 500 ribu perbulan? 500 ribu mungkin bahkan tidak cukup untuk membayar ongkos perjalanan ke sekolah tempat mengajar. Oh iya...di "dunia" guru honor, bayaran 50 ribu perjam itu termasuk sangat besar. Karena bahkan ada yang dibayar perjam 15-20 ribu.
Profesi guru di mata masyarakat.
Untungnya (ah orang Indonesia dasar..masih aja ada untungnya) di Indonesia profesi guru masih dianggap sebuah profesi yang terhormat. Walau sudah banyak oknum, tapi secara umum profesi guru masih dihormati di Indonesia ini.
Entah kapan guru di Indonesia ini dapat sejahtera. Saya secara pribadi pernah menjadi guru honor selama 2,5 tahun. Saya sangat menyukai mengajar. Tapi saya sangat benci jumlah bayaran yang saya terima. Sejujurnya saya tidak bisa membayangkan bagaimana sebuah keluarga akan dapat hidup sejahtera dengan gaji yang minim seperti itu. Sehingga sangat wajar bila seorang guru (terutama honor) justru lebih mengejar materi, dan tidak mengajar dengan baik. Karena susu dan spp sekolah tidak bisa dibayar dengan senyum. Seandainya bayaran guru di Indonesia ini cukup untuk setidaknya hidup layak, saya yakin akan ada banyak guru baik di Indonesia ini.
1. Materi di SMA lebih mudah
2. Pemikiran siswa SMA tidak sekompleks pemikiran mahasiswa.
3. Siswa SMA lebih mudah diajak bermain, sehingga suasana kelas dapat lebih dinamis dan menyenangkan.
Cari Blog Ini
Featured Post
Alam
Saya adalah seorang petualang. Dengan tubuh dan kaki yang kecil ini selalu mencoba menjelajahi setiap pelosok dunia. Keindahan a...