In

Bercumbu mesra dengan aspal Jepang

Jadi, baru aja saya bikin postingan soal tidak ada tempat yang aman di dunia ini, keesokan harinya saya sukses bercumbu dengan aspal. Entah gimana ceritanya, sepeda saya berhasil akrobat dan sayapun mendarat di atas empuknya aspal dengan posisi tertelungkup. Sakit? Oh tentunya. Tapi saat saya hampir mendarat sempurna di otak saya malah 'aduh itu tas di keranjang jangan sampai jatuh'. Setelah jatuh, saya berdiri dan menuntun sepeda saya sampai beberapa meter saya mulai merasa terhuyung-huyung. 

Saya lalu duduk di sisi jalan, mencoba menghilangkan pening yang mulai terasa. Di otak Indonesia saya 'oke, cari teh manis hangat'. Eh ya keleuuuuus di Jepang cari teh manis. Akhirnya setelah merasa agak segeran, saya ke family mart terdekat. 

Saya segera masuk ke wc, mengecek lutut yang terasa perih. Yes! Lututnya lecet. Saya lalu keluar dan membeli nasi bento dan coklat hangat, lalu duduk di kursi yang tersedia. Gak butuh waktu lama, saya merasa wajah saya dingin, saya pasti pucat. Perut dan kepala mulai aneh. Sepertinya saya mau pingsan. 

Saya lalu kembali ke wc. Meninggalkan tas dan hp tergeletak begitu saja di meja. Tidak butuh waktu lama, sesampainya di wc, sayapun tergeletak lemas di lantai. Saya sudah berpikir, biarlah, mungkin nanti entah siapa akan menemukan saya tergeletak lalu dia memanggil ambulan. Sayangnya hal tersebut tidak terjadi. Karena saya hanya tergeletak selama kurang lebih 10 menit, dan sialnya tidak ada siapapun yang datang. Hahaha.

Saya lalu kembali ke meja, chat haha hihi sambil menghabiskan bento yang saya beli lalu kemudian pulang ke apartemen. Badan terutama tangan kiri saya mulai nyud-nyudan dan bengkak membiru. Saya kompres jari saya, dan saya oles minyak tawon ke bagian tubuh lain lalu sayapun tidur. 

Keesokan harinya, badan nyeri-nyeri. Paha membiru dan jari mati rasa. Bahu dan leher nyeri tidak bisa digerakkan. Walaaaah. Padahal saya sudah punya banyak rencana untuk hari minggu. Akhirnya saya cuma bisa terkapar. Bahkan menggoreng telurpun ternyata sulit tanpa jempol dan telunjuk kiri. 

Hari senin, salju turun. Sakit di bahu kanan sudah hilang. Jari telunjuk mulai bisa digerakkan. Karena penasaran, saya keluar dari kamar sebentar. Demi kenalan dengan si putih. Padahal badan sakit dan kepala pening. Selesai foto-foto, saya kembali mendekam di kamar. 

Hari selasa, niatnya pergi sekolah dan baito. Tapi saya ragu karena kelas di lantai 5, dan baito saya harus bersepeda, not forget to mention, jari saya masih nyud-nyudan. Walhasil saya mencoba pergi ke perpustakaan dan mini market. Saya berhasil kembali dengan selamat, tapi setelahnya badan kembali terasa sakit. 

Dan semua kisah itu membawa kita ke hari ini. Lagi-lagi saya berniat sekolah dan baito. Tapi kemudian paha dan lutut sakit sekali ketika harus naik tangga. Dan saya masih agak parno naik sepeda. Walhasil saya lagi-lagi tidak masuk. Tapi saat diajak ke resto terdekat saya semangat. Haha. Mudah-mudahan besok saya bisa kembali sekolah dan kerja. 

Semua orang yang ngobrol sama saya (kecuali ibu saya) menyuruh saya ke dokter. Tapi saya gak mau. Selain alasan mahal, yaaaa pokoknya ga suka aja kalau  harus ke dokter tuh. Hihi. 

Jari minggu malam: mati rasa, bengkak, mulai biru, nyud2n sampai pergelangan tangan.


Hari ini: udah gak mati rasa, tapi belum bisa digerakkan, sakit kalau kena dingin."


Sebetulnya menurut saya ini gak parah-parah amat lah, tapi cukup bikin repot. Mau ngikat rambut susah, bikin telor ceplok juga susah, pake celanapun susah. Hehe. 

Yaaah, selalu ada waktu untuk pengalaman pertama, termasuk pengalaman pertama mencium aspal Jepang. Tapi gak lagi-lagi deh. Hehehe. 



Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Featured Post

Alam

Saya adalah seorang petualang. Dengan tubuh dan kaki yang kecil ini selalu mencoba menjelajahi setiap pelosok dunia.  Keindahan a...