In arubaito baito baito di jepang Daily life Jepang Seikatsu

Akhirnya menemukan pekerjaan part time alias baito

Setelah menjalani hidup sebulan pertama dengan penuh kebosanan, saya memutuskan mengambil pekerjaan part time, atau yang di sini umum disebut arubaito alias baito. Baito dimana, Tiara? Baito di laundry! Hahaha. Tapi jangan ngebayangin laundry kecil-kecil macam laundry kiloan ya... laundry ini bangunannya aja luasnya naudzubillah. Luaaas banget. Kenapa harus seluas itu? Karena laundry ini menerima cucian dari rumah sakit dan pabrik makanan.

Awalnya saya liat pengumuman lowongan baito ini. Bayarannya sebenarnya terhitung rendah untuk ukuran baito di Jepang. Tapi karena saya bosan setengah mampus, saya putuskan apply. Ternyata pihak laundrynya pun ga masalah dengan kerudung saya. Jadilah saya kerja di situ.

Pagi sampai jam 12.30 saya sekolah. Baito mulai dari jam 14.00 sampai 18.10. Setiap hari yang saya kerjakan tidak selalu sama, alias tergantung di bagian apa saya sedang dibutuhkan. Kebetulan karena saya bisa baca tulis dan juga paham bahasa Jepang, saya sering diberi tugas yang lebih menggunakan otak. Hehehe.

Oke, sebelum ngalor ngidul cerita soal apa yang saya kerjakan, saya ceritakan sedikit proses pengerjaan order di laundry ini ya. Oh iya...di laundry ini bagian pakaian, sprei, dan handuk dipisah. Saya kebetulan ditempatkan di bagian pakaian, jadi saya kurang tau proses di bagian handuk dan sprei. Untuk bagian pakaian, pertama-tama.. barang diterima dalam karung. Di setiap helai terdapat barcode laundry. Setiap barang yang diterima harus discan. Pake scanner macam di kasir supermarket gitu loh. Tapi yang portable. Setelah discan, masuk ke bagian pemeriksaan. Di bagian pemeriksaan, setiap saku diperiksa, jangan sampai ada benda yang tercuci. Kenapa? Karena orang Jepang itu kan tanda tangannya pake cap yang disebut hanko yah... jadi mereka sering bawa hanko itu di saku. Nah kalau ikut tercuci...bisa bleber-bleber kan tintanya. Rusak semua baju. Selain diperiksa, juga dipisah antara baju putih, warna gelap, dan warna lembut. Setelah dipisah, terus dicuci pake mesin yang lebih besar dari mobil. Setelah selesai dicuci, dipasangkan gantungan baju. Selanjutnya, baju dan celana yang sudah terpasang gantungan baju dimasukkan ke mesin pengering. Mesin ini semacam lorong sepanjang 5 meter dengan hembusan angin panas 140 derajat (fahrenheit sepertinya). Dari situ... pakaian dipisah berdasar kode, nama rumah sakit, kadang juga berdasar size, dan juga diperiksa dan kadang discan kembali sebagai barang yang telah selesai. Repot nih bagian misah-misahin gini. Setelah dipisah-pisah, ada pakaian yang dilipat, ada yang dibiarkan di gantungan baju tapi kemudian dipak dengan plastik vinyl, ada juga yang harus di-set pernama orang kemudian dipak.
Fiuh...akhirnya selesai juga menjelaskan proses pengerjaan laundry yah. Hehehe. Terkadang kalau dijabarkan seperti di atas, rasanya sederhana ya. Memang sebetulnya sederhana dan ga begitu sulit (makanya gajinya rendah), tapi kalau bajunya ratusan lembar..ya ga sederhana juga sih kan yah. Hehehe. Dalam waktu 1 jam saya bisa melipat sampai 200 helai baju. Itu..terhitung lambat karena saya masih newbie..hehe.

Menggantung baju ada caranya sendiri, menggantung celana juga, belum lagi cara melipat. Semuanya berbeda dengan di Indonesia. Nah saya bisa dibilang pernah melakukan semua proses di atas. Tapi paling sering sih disuruh misah-misahin baju berdasar nama rumah sakit, menyusun berdasar tipe, memeriksa sesuai data yang diterima, kemudian mengepak satu persatu pakaian tersebut dengan plastik vinyl.

Setiap hari kerja saya bekerja 4 jam, karena pelajar asing dibatasi hanya boleh bekerja sebanyak 28 jam perminggunya. 

Related Articles

1 komentar:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Featured Post

Alam

Saya adalah seorang petualang. Dengan tubuh dan kaki yang kecil ini selalu mencoba menjelajahi setiap pelosok dunia.  Keindahan a...