Well..this one is another trip. Kemping...dengan kakak kelas dan adik kelas saya di kampus. Kali ini, sang anak gunung (saya, maksudnya) main ke pantai. Pantai tujuan kali ini adalah..Pantai Rancabuaya, yang terletak di laut selatan Jawa.
Ranca Buaya dikenal sebagai Laut yang berada di sebelah Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tepatnya Laut Ranca Buaya ini terletak di kecamatan Caringin. Jarak untuk mencapai laut ini dari pusat kota Kabupaten Garut sekitar kurang lebih 90 km atau dengan perjalanan darat membutuhkan waktu sekitar 4 jam perjalanan.
Laut Ranca Buaya ini selain dipergunakan sebagai objek wisata oleh pemerintah daerah kabupaten Garut, juga digunakan oleh nelayan daerah setempat untuk mencari ikan-ikan laut bahkan sebagian besar warganya bermata pencaharian sebagai nelayan. Hasil tangkapan nelayan berupa ikan tongkol, udang, lobster, dan ikan laut lainnya. Hasil tangkapannya banyak didistribusikan ke daerah-daerah lain di Indonesia.
Dari Bandung pantai Rancabuaya dapat dicapai melalui dua jalur, pertama, lewat jalur pangalengan, yang kedua melalui jalur Garut. Jauh mana? Jauh lewat Garut, karena jalannya memutar. Tapi medan melalui Pangalengan juga lumayan tidak cukup mudah *contoh penyusunan kata yang tidak efektif: lumayan tidak cukup mudah*
Peserta trip dibagi ke dalam 2 ranting *apaaa siiih* grup Bandung (include Jatinangor) dan non Bandung. Berhubung yang non Bandung itu para sepuh kami, grup Bandung berangkat berdasar instruksi mereka. Karena grup non Bandung terdiri dari personil yang aktif bekerja, mereka baru akan berangkat setelah lewat jam kerja. Grup Bandung berkumpul di rumahku, dan akan bertemu dengan grup non Bandung di jalan raya dekat rumahku, karena memang terlewati oleh jalur ke Rancabuaya.
Sekitar pukul 9 malam, grup Jatinangor sampai di rumah (mama) saya. Mereka istirahat dan tidur dulu di rumah. Saya? Saya sama sekali gak berani tidur. Plus memang gak bisa tidur. Karena nunggu kontak dari grup non Bandung. Akhirnya saya menunggu sampai khatam nonton 1 film yang berjudul "Red Riding Hood".
Sabtu, 16 Juli 2011
01.00 am
Kami berangkat melalui jalur Pangalengan. Setelah perkenalan singkat antar rombongan, kami berangkat melalui rute pangalengan.
Jalan menuju pangalengan muluuuus banget dah. Tapi belokannya ajiiib... banyak banget. Berhubung kita berangkat pagi buta, jalanan kosong dan kami bisa melesat dengan cepat. Berbeda dengan jalur ke Sumedang *oh iya, saya belum nulis perjalanan ke Sumedang... abisnya karena lumayan sering jadi gak begitu aneh lagi sih * yang selain berbelok-belok, naik turun dan juga miring-miring, jalan menuju Pangalengan ini cuma belok-belok.
04.00
Kami sampai di Situ Cileunca. Pada planning awal, kami mau nge-camp dulu di pinggir situ, dan berangkat pagi hari, tapi karena SUDAH pagi juga, kami meneruskan perjalanan. Medan jalan setelah cileunca ini ajiiib... banyak longsoran... jalan sempit *sebelah kiri jurang*.
04.30
Kami berhenti dulu di antah berantah, ikut parkir di halaman rumah seorang nenek tua di sebelah surau... sekalian solat subuh.
Kami lalu berangkat lagi.
Perjalanan...perjalanan... gunung...gunung...daaaan guuuuunuuuung.... *lha kapan sampenya sih?*
09.00
Akhirnya sampai juga di ranca buaya... pasir putih... sepi pengunjung *cocok untuk menggalau* tapi yang pasti...pantai ini terdiri dari karang-karang. Kami mendirikan tenda...lalu sarapan... lalu.... tidur. hahahaha.
14.30
Mulai terbangun kembali... daaaan.... photo session pun dimulai... karena air laut surut...kamipun bisa bermain di karang
18.00
break maghrib.... daan... 1 rombongan susulan pun tiba... selesai maghrib... sayapun kembali jadi seksi konsumsi... yaah... saya memang doyan kok, masak-masak...
kegiatan pun berlanjut ke masak-masak...bakar ikan...bakar jagung.... nyeret-nyeret tenda *cari posisi nyaman* dan sayapun tidur pukul 22.00 malam... hahaha.
Minggu, 17 juli 2011
05.30
saya terbangun di pagi hari... setelah shalat subuh...hal yang dilakukan pertama kali adalaaah... mencuci peralatan makan!!! hahahaha... saya selalu suka mencuci di alam bebas... menggunakan pasir...
acara cuci mencuci pun berjalan lancar... dengan sajen 1 mangkok melamin, dan 1 sendok untuk sang laut..*ups...bilang aja kebawa ombak..hahaha*
selesai mencuci... saya kembali...masak. Karena saya yakin...begitu bangun, yang lain pasti mau ngopi... dan memang begitu kenyataannya. hahaha. selain menyiapkan air panas, sayapun mulai memasak sarapan. sementara yang sudah mulai bangun mulai main ombak dan foto-foto (again and again and again..hahaha).
Hikmah jadi tukang masak adalah... my stomach is always full. Gak ada tuh istilahnya kelaparan. Hahaha. Jadi sementara yang lain main ombak...saya masak (sambil sarapan) ketika mereka kembali (dengan perut lapar) mulailah saya yang main ombak dan foto sesi. *that's what called simbiosis mutualisme... haha*
Selesai main ombak... sayapun mandi. Oh iya, untuk yang nggak nenda kayak kami, di sekitar ranca buaya ini terdapat penginapan-penginapan murah kok. saya kurang tau sih rate-nya. tapi saya yakin cukup murah untuk sekedar tidur. WC umum dan warung-warung juga ada. Jadi gak perlu ketakutan hp low batt. untuk ke WC, dikenakan charge bervariasi... 3000 untuk mandi, 2000 untuk buang air besar, 2000 untuk buang air kecil *meningan mandi sekalian yah...paket hemat..hihi...* dan 2000 untuk charge hp.
Selesai mandi... *which took me so long* ketika saya kembali tenda sudah dibereskan...* setiap orang dengan kontribusinya masing-masing*. Kamipun bersiap-siap pulang... dan tidak lupaa.... foto sesi lagi... *God please forgive our narcism*
Kalau perginya lewat jalur Pangalengan yang medannya ampun-ampunan... pulangnya kami memilih lewat Garut. Which gak ada mendingnya dengan jalur pangalengan, IMHO. Kalau jalur pangalengan itu terjal berbatu... jalur Garut jalannya mulus... tapi bergelombang naik turun putar kiri putar ke kanan... dengan kelokan dan turunan sampai 90 derajat.Jadi..siap-siap aja antimo buat yang suka mabuk darat.
Pemandangan sih ok... kita disuguhi pemandangan pantai di sebelah kanan kita... tapi jalurnya itu looh... lebih seru deh daripada naik wahana Halilintar-nya Dufan. Buat yang bawa mobil... harus mobil yang kuat nanjak. Soalnya tanjakannya itu gak kuku....
Lewat dari pameungpeuk...jalur kembali ke gunung. Dengan ditemani jurang di sisi kanan (dan kadang kiri juga). Jalur terus daerah gunung...sampai ke Garut.
our route: