Ada apa antara Jepang dan rorombeheun? Pertama-tama...si saya akan sedikit mendeskripsikan sebuah kondisi yang diwakili oleh kata rorombeheun. Rorombeheun dalam bahasa englis nya disebut cracked heel. Alias tumit yang pecah-pecah. Sampai detik ini, saya sebagai penulis masih belum dapat memahami penyebabnya. Dari hasil browse, ada yang mengatakan akibat kurang lembab, akibat deterjen, dsb. Yang pasti bagi penulis, penyebab cracked heels ini masih menjadi misteri.
Kembali ke judul di atas, ada apa dengan Jepang dan rorombeheun? Jawabnya...seumur-umur saya hidup, baru kali ini saya mengalami rorombeheun. Di Jepang pula! Kalau disebut penyebab rorombeheun adalah kebanyakan nyeker dan akibat deterjen, lha selama di Bandung saya lebih banyak nyeker daripada di sini. Soalnya di sini saya cuma nyeker di kamar yang ukurannya ga lebih dari 6x3 m (sudah termasuk dapur dan kamar mandi). Walhasil tetaplah bagi saya penyebab si rorombeheun ini menjadi sebuah misteri yang tidak saya minati untuk memecahkannya.
Awalnya saya ga terlalu memperhatikan, sampaiiii suatu saat saya memakai wedges bertali-tali yang memamerkan kulit kaki. Secara udah mau masuk summer, panas kalau pake sepatu tertutup terus. Tapi kalau kakinya ga mulus gitu...haduh..jelek banget dong diliatnya.
Karena itu, saya berpikir untuk mencoba baby foot buat exfoliator. Sayangnya mahal banget buat ukuran pelajar kere macam saya ini. 1600¥! Cukup untuk beli bahan makanan selama seminggu. Tapi setelah saya liat di ol shop di Indonesia dijual di atas 250rb, saya rasa worth it buat dicoba lah ya. So..wish me luck! Nanti saya review di sini ceritanya.