In Cikuray Garut Travelling

Diselimuti kabut Cikuray


Saya pernah mendengar dari orang-orang. Ketika di gunung, sifat asli seseorang akan terlihat. Really don't know where is it came from. But it turns out to be true, I guess. From this experience, I can tell that I'm so stubborn. Tidak pernah mau mengeluh...tidak suka bergantung pada orang lain...


Jum'at, 30 September 2011..
Rencana awal, kami akan berangkat Sabtu subuh, menuju Garut. *kami di sini adalah: saya, Halim, dan Andri*. Karena meeting point adalah di Cileunyi mau gak mau, si saya harus menginap di Jatinangor...dan kebetulan kedua pria muda yang namanya saya sebutkan di atas menerima usulan saya untuk menitipkan motor mereka di Jatinangor *Thank God, I don't have to walk alone in the middle of the night...karena sejujurnya, saya takut kalau harus jalan tengah malam sendirian* sedangkan Nuril berangkat langsung ke Garut, dari Bekasi.

Lalu, di hari jum'at ini saya kuliah, terus kerja, terus pulang untuk siap-siap packing. Semalam sebelumnya, ibuku sempat sedikit mengomel tentang rencana saya ini (terutama karena belum sampai seminggu sebelumnya saya dari Cipanas dan kaki dan tangan saya masih memar). Tapi ketika akan berangkat, beliau tetap memberikan restunya..*Luv u so much, Mom :kiss *

Saya berangkat ke Jatinangor pas sebelum maghrib, dan sampai sekitar pukul 18.00.

18.30-19.30 --> belanja ke superindo buat bahan makanan... sosis, sarden, air mineral, apel, jeruk, saya ambil secukupnya alias di-pas ama jumlah anggota  --> dengan asumsi anggota yang lain-pun membawa persediaan makanan lain.

19.30-20.30 --> krimbat dulu ke salon... karena badan saya sangat pegal dan sakit-sakit, oleh-oleh dari outbound 5 hari sebelumnya.

20.30 --> sampai di kost temen,yang awalnya diniatin buat numpang tidur. Tapi terus planning berubah-ubah mengikuti kedatangan Nuril. Akhirnya si saya cuma tidur se-jam *dan sumpah, lemes kurang tidur belum lagi bahu kiri saya masih agak cedera*

Sabtu, 01 October 2011
01.00 --> akhirnya itu rombongan trio kwek kwek nyampe juga di kost temenku. Kami makan dulu di warung nasi di sebelah kost temenku, dan berangkat pukul 01.30 menuju cileunyi.

01.30 --> nunggu angkot sumedang - cileunyi... tapi karena gak ada, kami jalan terus sambil nunggu... dari kost temenku di daerah Sukawening... sampai deket Hegarmanah, dan pas deket Hegarmanah, Halim berhasil dapet tumpangan truk. Jadilah kami naik truk sampai simpang Cileunyi. Menurut si sopir, katanya banyak truk menuju Bayongbong yang mengangkut sayur. Tadinya saya udah ngarep banget bisa naek truk...

02.00 --> kami akhirnya naek Bus menuju terminal Guntur. Setelah awalnya dikuntit terus oleh orang yang menawarkan mobil preman untuk ke Garut. Tapi karena nampak kurang baik, kami terus menghindar dari mereka. Di sini, menentukan baik atau tidaknya, saya rasa feeling dan intuisi berperan penting.

03.00 --> sampai di terminal Guntur, para pria minum kopi dulu, sambil sedikit merapikan barang bawaan. Lalu setelah selesai kamipun meneruskan perjalanan menggunakan elp.

04.00 --> sampai di simpang patrol. selama perjalanan di elp, saya antara tidur dan tidak. Karena duduk di depan pintu dan terasa anginnya sangat kencang dan dingin, sayapun memasang head set *head set is my way to run away from the world and in to my own world*

dari simpang patrol, kami lalu ke mesjid terdekat *maaf gak sempat di foto*

Hari semakin pagi... dan penduduk mulai berdatangan. Seorang wanita tua mengenakan mukena bersama seorang bapak tua datang pertama.Dengan ramah si ibu-pun menyapa kami. Sayapun memperhatikan si bapak yang berjalan dengan sedikit aneh... dan seketika saya sadari... Subhanallah... kedua mata si bapak itu buta. Si bapak berjalan menuju mimbar, dan meraih mikrofon. Membuat pengumuman waktu shalat subuh sebelum ia mengumandangkan adzan. Si ibu menerangkan padaku, kalau si bapak matanya sudah buta, karena kepalanya terbentur. Ia juga menerangkan, "Neng, si bapak teh pengsiunan tentara.." katanya dengan nada bangga. Ia juga bilang "Ih, bade ka luhur? Ibu mah tara ka luhur... tiriiis... teu kiat.." *Mau ke atas?(puncak maksudnya)? Ibu mah gak pernah ke atas... dingin... gak kuat*.

Setelah shalat subuh, kami lalu mulai berjalan... dan berhenti di warung terdekat, untuk sarapan gorengan, bacang mini *yang suer, mini banget* plus disuguhi 2 gelas air putih hangat oleh si pemilik warung.

05.30 --> Kami mulai melanjutkan perjalanan menuju pemancar. Jalan berkabut tebal...jalan di perkampungan masih mulus diaspal. Tapi ketika mulai mau memasuki perkebunan, jalanan tanah dan bebatuan besar. Tidak perlu takut tersesat sih, penduduk lokal sangat ramah. Di pagi hari pula sudah banyak petani yang berangkat bekerja.


Di jalur ini, saya hampir-hampir menyerah. Payah banget yah..hahaha. Perjalanan malah belum dimulai. Tapi jalan yang menanjak, kadang penuh berbatu atau malah tanah sangat menggoda saya untuk berhenti.

Dengan modal tanya sana sini, kami menuju pemancar... setelah merangsak ke kebun teh, kami beristirahat sejenak... dan pada saat itu, sebuah pick up melewati kami dan berhenti. Jadilah para wanita plus barang bawaan diangkut oleh rombongan itu. Ternyataaaaa...jeng jreeeeng... baru kurang lebih lima menit kami naik, kami sudah sampai ke pemancar (~_~) tapi yah lumayan lah, daripada terus jalan... (^_^)

08.30 --> sampai ke pemancar... kami beristirahat dulu. Andri sempat tidur dulu di sini.

09.30 --> mulai melanjutkan perjalanan. Saya masih tetap sebagai laskar penutup *selain karena memang jalannya lama, saya banyak jepret sana sini* *plus ada "model" yang selalu nempel saya *eh, kamera saya, maksudnya* dan dengan setia berkata.."mba... fotoin dong di sini.." :D *

12.00 --> kami beristirahat di pos... uuum... pos berapa yaaa... pos 3 kalau tidak salah *yang entar baca dan ngerasa kalau saya salah, tolong kasi tau ya* istirahat untuk shalat dzuhur + masak nasi + makaroni *yang bai de wey eniwey baswey kagak mateng, cuy... hihi...*.

14.00 --> melanjutkan perjalanan. Sejujurnya, bagian naik ke atas *ya iyalah, naik ke atas :p* ini cukup menyenangkan untuk saya. Tapi fisik sudah lumayan terkuras karena jalan dari simpang patrol. Akibatnya... baru jalan 5 menit saja rasanya seperti sudah puluhan menit. Dan lagi lagi terpaksa berhenti untuk mengambil nafas. *catatan penting: laen kali jangan sok-sok an lagi deh jalan kaki sampe pemancar dengan kondisi cedera plus kurang tidur pula*.

Kondisi medan di cikuray adalah... minim tempat berhenti (beristirahat). Tanjakan curam dan sempit tidak jarang kami temui. Untuk yang berkaki panjang... judulnya mereka itu masih tracking. Kalau untuk saya yang berkaki pendek...judulnya adalah memanjat. Saya banyak menggunakan tangan... karena kaki saya pendek. Sayangnya, bahu kiri saya masih cedera... jadi sering kali tidak kuat ketika saya gunakan untuk menarik tubuh ke atas. Saya yang dominan menggunakan kaki kiri ketika naik pun kena batunya. Paha kiri kaki saya jadi lumayan nyeri, karena terlalu banyak dipakai. Akibatnya: serba salah... mau pakai kaki...kaki kiri sakit...pakai tangan..tangan yang kiri juga sakit. *moral of the story: use your body part wisely :D*

Syukurnya... yang benar-benar syukurnya... dari pagi kami berangkat... cuaca mendung-mendung romantis... berselimut kabut. Jadi kami tidak terlalu kelelahan *saya, maksudnya*. Bad effect dari cuaca mendung untuk saya adalah: saya kurang mendapatkan hasil foto yang bagus. ^^a

Hampir pukul 18.00 ---> akhirnya kami memutuskan untuk berhenti. di tanah landai yang ternyata gak sampai 10 meter lagi dari puncak Cikuray... yaaah... meneketehe... seandainya tau sih... nanggung dikit lagi ke atas... . Tapi tokh dengan pertimbangan kalau di atas angin akan lebih besar, akhirnya kami memutuskan untuk pasang tenda di tempat itu.

Pasang tenda, beres-beres, nyiapin buat masak, nyiapin buat tidur, semua dilakukan secara... randomly. Hahaha. Siapa aja yang nganggur, bantu di mana pun. Setelah makan dan menabur garam di sekitar tenda, kamipun bersiap tidur... kurang lebih jam 8 malam.

entah jam berapa ---> terbangun karena... panas bo! *info gak penting*

entah jam berapa (lagi) ---> terbangun karena... ada yang berisik cari minum dalam tenda *kayaknya*.

Minggu, 02 October 2011
jam 05.15 ---> akhirnya, kali ini benar-benar terbangun *memutuskan untuk bangun, tepatnya*. Langit sudah tak lagi gelap. Kami membuat api, dan secara bertanggung jawab menyerahkan tugas untuk menanak nasi kepada kepingan parafin, sementara kami naik ke puncak Cikuray.

Perjalanan ke puncak jauh lebih menarik. Tanjakan lebih terjal. *and I love it...apalagi tanpa ransel....hahaha*. Ketika kami sanpai, matahari sudah bersinar, tapi belum terlalu terik.

Beruntunglah kami, walaupun sedikit terlambat, kami masih dapat menikmati hamparan awan yang terlihat begitu empuk lembut manggoda kita untuk menaikinya. *untungnya saya masih waras, gak lompat ke kumpulan awan itu... * *emangnya awan kinton...*



Sejujurnya, saya belum puas menikmati hamparan awan itu... *sisi melankolis saya kembali muncul*. Sayang kabut kembali datang dan menyelimuti kami. Kamipun memutuskan untuk kembali ke tenda... karena lambung sudah memanggil-manggil.

07.00 ---> kembali ke tenda dan makan sarapan *note di sini: lain kali kalau saya nge-camp bareng Halim, biar saya aja yang goreng sosisnya yah... biar kami gak perlu makan tambahan karbon... :D *piss halim* *

Setelah sarapan ala berantakan, kamipun membereskan tenda dan bersiap turun.

09.00 --> kami memulai perjalanan turun. Awalnya saya full energy... *iyalah..charge-nya lebih dari 6 jam... hahaha* Sampai di satu bagian perjalanan saya terjatuh dengan posisi kaki terlipat *lagi-lagi lutut saya yang kena*. Perjalanan yang katanya lebih berat ketika turun daripada naik, memang saya rasakan. Jalan menurun lebih sulit, terutama bagi saya yang berkaki pendek. Karena itu saya memilih untuk meluncur di area-area tertentu yang memungkinkan.

Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan dengan saaaaaangat pelan. Dengan langkah-langkah kecil. Karena selain lutut saya tidak kuat untuk menopang beban ketika dibengkokkan *ia akan langsung terlipat* juga karena jalanan licin oleh dedaunan kering *daun kering yang membuat saya terjatuh*. Selain itu, saya juga berjalan dengan sangat lambat dengan satu alasan utama... saya ingin menikmati perjalanan saya.

Saya... seperti di awal perjalanan... tetap berjalan paling belakang. Sambil menikmati setiap pemandangan yang disuguhkan. Sampai 3 orang yang lain jauh di depan saya. Ketika Nuril duduk sendiri di antara perkebunan teh, saya ikut duduk di situ. Dan sejujurnya... itu adalah salah satu momen yang saya sukai. Where I can enjoy my trip. Where I can enjoy the nature.

Entah jam berapa, akhirnya saya dan Nuril turun ke bawah. Nuril dan saya sama-sama sedikit cedera, but we handle it in different way. Sementara Nuril karena tidak bisa menghentikan lututnya, ia terus berjalan dengan cepat, saya justru berusaha sebisa mungkin mengkontrol lutut saya dengan mengambil langkah sependek mungkin.

15.00 ---> akhirnya si saya berhasil kembali ke pemancar. Banyak rombongan lain juga di pemancar. Kami lalu membersihkan diri di pemancar, memasak sisa-sisa perbekalan.

17.00 --> setelah galau menentukan dengan apa kami akan turun, akhirnya kami turun menggunakan ojeg. Bujubuneng... naek motor dengan track batuan besar seperti itu ditambah kabut yang turun dan menjelma menjadi butiran kecil embun.... saya cuma bisa berpegangan kuat ke jok motor sambil terus berdo'a... supaya jangan sampai terpeleset. Karena, kalau sampai jatuh, bukan lecet lagi, kepala saya bisa bocor plus geger otak nampaknya.

Sepanjang jalan si tukang ojeg terus menerus bercerita. dan salah satu pertanyaan yang menggelitik saya adalah.." Neng, teu sieun ka luhur? bapa mah urang dieu tapi can kantos ka luhur,da" *red: neng, gak takut, naek ke atas?bapak orang sini loh, tapi belum pernah ke atas* Sejujurnya, saya tidak bisa menjawab. Takut? Ya... apakah saya takut? Sejujurnya, tidak terbersit sedikitpun di pikiran saya mengenai hal ini sebelumnya. Padahal sebelumnya saya baru saja mendengar ada pendaki yang disambangi oleh macan ke tendanya. Tapi... apa saya takut atau tidak? I had no idea. Saya tidak bisa menjawab pertanyaan si tukang ojeg.

18.00 ---> akhirnya saya dengan selamat sampai di pangkalan ojeg. dan yang lucu adalah.... lagi-lagi... saya tiba paling akhir.

Dari pangkalan ojeg, kami naik angkot sampai ke terminal kembali. Seandainya tidak ingat besoknya harus bekerja, ingin rasanya saya istirahat dulu di Cipanas... membuang lelah... lalu menghubungi teman dan saudara untuk tempat berteduh di Garut.

Di terminal, kami makan makanan yang beradab kembali. Lalu membeli upeti untuk pemilik kost yang dititipi motor. Lalu kami kembali ke Bandung menggunakan bus. Sisanya berhubung saya pasang headset terus tidur, saya tidak bisa bercerita lagi. Yang pasti tiba-tiba sudah sampai di Cileunyi, kepala saya jadi agak pening karena tiba-tiba terbangun plus si lutut saya tambah sakit karena posisi duduk (maksud saya tidur sambil duduk) yang tidak nyaman..hahaha.

Cost:
Belanja bahan makanan (sosis, sarden, air, jeruk, apel) : 50.000
Bus ke Garut : 13.000
Elf ke patrol : 5.000
Ojeg: 30.000
Angkot ke terminal : 4.000
Bubur: 6.000
Upeti : 22.000
Bus : 7.000 *katanya blog-nya halim... saya lupa... iya gitu 7000? kok murah amat? saya gak inget..hehe..soalnya di jalan saya tidur dan titip bayar ke Andri*

total cost: itung aja deh sendiri ya, para pembaca *males ngitung mode on* saya yakin, cost di atas bisa ditekan jadi lebih rendah... soalnya saya gak nawar ongkos dll*

Tiara thx to:
- Allah SWT atas alam ciptaanNya... dan makhluk ciptaanNya "Jangan pernah merendahkan kekuatan seorang manusia, sebab Tuhan sedikitpun tidak pernah"
- My mom... maaf anak gadisnya ini selalu bikin sport jantung...
- Teman seperjalanan... Nuril, thx God ada kamu...jadi saya gak cewe sendiri... *repot kalo mau pipis kalo sendiri..hihi*, Halim dan Andri... maaf saya ngerepotin... hehehe
- Teman-teman yang bertemu selama perjalanan di Cikuray... nice to know you all... hopefully we can meet another time.. ^_^

maaf sepi foto... entar saya edit lagi deh... lagi males ngedit-ngedit foto *alesan..hehe*

Related Articles

3 komentar:

  1. nice catper, khas wanita :D

    Untung parade kentut saya ngga masuk, kalo masuk kan saya jadi berasa ganteng :hammer:

    -Radabolot-

    BalasHapus
  2. a nice story came from a great journey ! :)

    BalasHapus
  3. aku aku, itu aku yang ribut nyari minum tengah malem.. :))

    nice story kk.. :)

    BalasHapus

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Featured Post

Alam

Saya adalah seorang petualang. Dengan tubuh dan kaki yang kecil ini selalu mencoba menjelajahi setiap pelosok dunia.  Keindahan a...