Entah karena supirnya kurang cocok, tarifnya yang kurang cocok, tujuannya yang kurang cocok, penumpangnya yang kurang cocok, atau malah mungkin karena bentuk fisiknya yang tidak cocok...
Kadang cinta juga bikin kesel, karena pengemudinya serampangan...atau malahan, saat kita sedang ingin melaju kencang, ia malah merayap bak siput keberatan cangkang...
Yang pasti, cinta membawa kita kepada suatu tujuan...
Cinta dan angkot... tampaknya saya cukup gila untuk membuat analogi antara cinta dengan angkot...
Karena, cinta tidak sama dengan damri, yang jauh dekat ongkosnya tetap sama... cinta... sama seperti angkot... semakin jauh jarak yang ditempuh, semakin besar ongkos yang dikeluarkan *tapi hal ini tidak berlaku untuk angkot di Jakarta yang katanya jauh dekat tarifnya sama, tapi berhubung saya di bandung, menurut saya hal ini sangat relevan*
Cinta... dan angkot
Lalu, apakah anda sudah menemukan angkot yang anda tunggu? Sudah datangkah ia? Bila belum, maka jangan lelah menunggu... karena ia pasti akan datang...
*sebuah pemikiran random yang berkembang dari status FB seorang teman ditambah dengan kejenuhan yang terakumulasi dalam otak dan tubuh*
gosh...
BalasHapusini blog bu muti? waaah, ibu ada sense nulis juga, ya... :D
btw, ttg kontennya nih... menurut saya, cinta itu ga mirip2 angkot bangett..
biar kata abang sopirnya buduk, angkotnya rujat, bannya cuma 1 (ini udah impossible), kalo cumaa angkot itu yg setia nungguin kita buat nganterin pulang... maka biarpun angkot, maka sinarnya bisa lebih mencrang daripada BMW... :D
bener ga sih, Bu?
eh, aku follow ya Bu, ibu follback lho, blog saya : sandsack.bblogspot.com, ditunggu... :D
wah keren keren :D
BalasHapusbener juga pemikirannya haha :D
saya tak bisa berkata panjang lebar disini hahahaha XD