sebelumnya, saya minta maaf dulu, ini adalah terjemahan dari bog Dewi Soekarno, isinya mengenai Dream Boys, saya mohon maaf kalau ada kekeliruan penerjemahan, tolong kiranya berkenan untuk memberi tahu saya kalau ada kesalahan penerjemahan dsb. thx
Dengan kisah yang jelas,dan juga menggunakan cahaya laser dengan cerdik, panggung yang menggunakan banyak ilusi, saya, penonton yang berpandangan jauh terus menerus dimanjakan dengan ilusi optis, dibawa masuk ke dalam dunia mimpi,
dibuat jatuh pingsan akibat phobia tehadap ketinggian, melayang dengan sepenuh hati di ruang kosong, waktupun melayang, dengan mata terpaku pada panggung.
Saya yang datang terlambat ke dalam gedung teater, ketika melihat para wanita muda yang menggunakan dua baris jajaran panjang, meskipun berpikir “aa, belum dimulai, ternyata masih sempat…” sambil mengelus dada, sebenarnya acara sudah dimulai.
Lalu apa yang dilakukan baris panjang itu? Apakah penunggu bangku keajaiban?
Sepertinya begitu…
Meskipun demikian, antusiasme yang besar!!
Kami dengan tenang melihat apakah hal yang “beruntung” itu.
Tetapi, menurut seorang nona muda, tiket seharga 12000 yen itu pastinya tidak mudah.
Seperti itulah pesona dari “dream boys” kamenashi kazuya-kun, shibutani subaru-kun, tegoshi yuuya-kun.
Tapi, begitu melihat panggung, dari besarnya skala, sungguh produksi yang cerdas, akting yang hijau dan natural, lalu lebih dari apapun merupakan hal yang fresh.
Corteo fuji, akrobat besar kamenashi-kun yang malu, berputar-putar ke kanan-kiri ke atas-bawah sampai ruang luas langit-langit atap gedung teater yang besar, kamenashi-kun yang berakrobat dengan pose indah yang tak terbatas, berkembang dari satu gerakan ke gerakan lain.
Applause to a perfect score thrill.
Ia melompat-lompat di atap, di langit-langit seperti sky crapper, berjalan dengan tubuh horizontal seolah-olah berjalan pada tembok di dalam bagian vertikal sebesar dahi, mencoba berjalan dengan kaki menggantung di atas langit-langit dengan kepala di bawah (itu adalah keadaan yang ajaib, kamenashi-kun dengan cerdas melakukannya) pada hal tersebut, terdapat banyak trick.
Di dalam pertunjukan ini, adegan kebakaran besar manjedi masterpiece.
Saya sejak bertahun-tahun lalu menjadi fans kamenashi-kun, sejak bersama-sama dalam acara televisi, terus dan terus mengingatnya dengan akrab.
Pada fans yang tergila-gila, meskipun tak termaafkan tidak apa-apakan berfoto berdua (sayang sekali tidak dapat saya tunjukkan)
Aura kamenashi-kun itu hebat ya.
Aura kepangeranan kamenashi-kun, shibutani-kun yang pandai bernyanyi, tegoshi-kun manis yang selalu bersama-sama dalam acara TV “Itte Q”, dengan tiga sisi, kumagaya-san yang bergaya pangeran, wanita yang duduk di pagar adalah orang tua-anak.
Fans besar kamenashi-kun mengejar
Bagaimanapun, sebagai orang tua-anak, naik ke pesawat, naik shinkansen, karena pergi mengejar tempat di tengah jepang yang ada panggung kamenashi-kun.
Dengan kisah yang jelas,dan juga menggunakan cahaya laser dengan cerdik, panggung yang menggunakan banyak ilusi, saya, penonton yang berpandangan jauh terus menerus dimanjakan dengan ilusi optis, dibawa masuk ke dalam dunia mimpi,
dibuat jatuh pingsan akibat phobia tehadap ketinggian, melayang dengan sepenuh hati di ruang kosong, waktupun melayang, dengan mata terpaku pada panggung.
Saya yang datang terlambat ke dalam gedung teater, ketika melihat para wanita muda yang menggunakan dua baris jajaran panjang, meskipun berpikir “aa, belum dimulai, ternyata masih sempat…” sambil mengelus dada, sebenarnya acara sudah dimulai.
Lalu apa yang dilakukan baris panjang itu? Apakah penunggu bangku keajaiban?
Sepertinya begitu…
Meskipun demikian, antusiasme yang besar!!
Kami dengan tenang melihat apakah hal yang “beruntung” itu.
Tetapi, menurut seorang nona muda, tiket seharga 12000 yen itu pastinya tidak mudah.
Seperti itulah pesona dari “dream boys” kamenashi kazuya-kun, shibutani subaru-kun, tegoshi yuuya-kun.
Tapi, begitu melihat panggung, dari besarnya skala, sungguh produksi yang cerdas, akting yang hijau dan natural, lalu lebih dari apapun merupakan hal yang fresh.
Corteo fuji, akrobat besar kamenashi-kun yang malu, berputar-putar ke kanan-kiri ke atas-bawah sampai ruang luas langit-langit atap gedung teater yang besar, kamenashi-kun yang berakrobat dengan pose indah yang tak terbatas, berkembang dari satu gerakan ke gerakan lain.
Applause to a perfect score thrill.
Ia melompat-lompat di atap, di langit-langit seperti sky crapper, berjalan dengan tubuh horizontal seolah-olah berjalan pada tembok di dalam bagian vertikal sebesar dahi, mencoba berjalan dengan kaki menggantung di atas langit-langit dengan kepala di bawah (itu adalah keadaan yang ajaib, kamenashi-kun dengan cerdas melakukannya) pada hal tersebut, terdapat banyak trick.
Di dalam pertunjukan ini, adegan kebakaran besar manjedi masterpiece.
Saya sejak bertahun-tahun lalu menjadi fans kamenashi-kun, sejak bersama-sama dalam acara televisi, terus dan terus mengingatnya dengan akrab.
Pada fans yang tergila-gila, meskipun tak termaafkan tidak apa-apakan berfoto berdua (sayang sekali tidak dapat saya tunjukkan)
Aura kamenashi-kun itu hebat ya.
Aura kepangeranan kamenashi-kun, shibutani-kun yang pandai bernyanyi, tegoshi-kun manis yang selalu bersama-sama dalam acara TV “Itte Q”, dengan tiga sisi, kumagaya-san yang bergaya pangeran, wanita yang duduk di pagar adalah orang tua-anak.
Fans besar kamenashi-kun mengejar
Bagaimanapun, sebagai orang tua-anak, naik ke pesawat, naik shinkansen, karena pergi mengejar tempat di tengah jepang yang ada panggung kamenashi-kun.